KADAR IMAN SESEORANG TERGANTUNG KADAR CINTANYA PADA NABI SAW. KADAR CINTA PADA BANGSA TERGANTUNG KADAR CINTANYA PADA TANAH AIR

Dikunjungi

Wednesday, 8 April 2015

SALAFI WAHABI MERUSAK ISLAM JADI "FITNAH LIL ALAMIN"



Solo, NU Online
Sejak kelahirannya pada tahun 1926, Nahdlatul Ulama (NU) telah membuktikan kapasitasnya sebagai salah satu organisasi masyarakat Islam yang besar, dengan berbagai pembuktian perannya, baik di tingkat lokal hingga kancah dunia.

Meski demikian, masih ada beberapa hal yang mesti harus terus dibangun dan dikembangkan oleh NU. Menurut Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi, setidaknya ada empat hal yang mesti dibangun dalam NU.

“Pertama, sistem, 
nidham dan manhaj. Agama yang menjadikan negara selamat, kalau mengikuti manhaj cara pikir NU baikdiniyah maupun syariah,” tutur kiai yang pernah menjadi Ketua Umum PBNU itu, pada acara lailatul ijtima PCNU Kota Surakarta, Selasa (7/4) malam.

Kiai Hasyim menyayangkan, kini 
manhaj NU sudah banyak ditinggalkan oleh warga Nahdliyin. “Warga NU sendiri banyak yang meninggalkan, karena mereka tidak tahu, kecuali hanya tahlil sebagai parameter NU,” ujar anggota Dewan Pertimbangan Presiden tersebut.

Padahal, tambahnya, seyogianya warga Nahdliyin yakin akan NU. “Di tangan NU, agama menjadi 
rahmatan lil alamin (rahmat bagi semua). Kalau salah tangan, agama bisa menjadi fitnatan lil alamin (cobaan bagi semua),” kata dia.

Hal berikutnya, menurut Pengasuh Pesantren Al-Hikam itu, yakni NU sebagai jam’iyah dan peran sosial NU. Sudah semestinya, NU memperkuat dan mengembangkan perannya dalam masyarakat.

Sedangkan hal terakhir, yakni penguatan ekonomi, agar warga NU semakin kokoh dalam berjuang. “Jamaah NU bila diteliti, begitu juga 
fikrah NU, ternyata tidak semurni dulu. Dulu orang masuk NU ibadah, kini niatnya macam-macam. Dulu NU menghadapi musuh, kuat. Kini NU menghadapi uang, lemes, nenggak-nenggok,” tuturnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

No comments: