Shalat sunnah Lidaf’il Bala’ artinya adalah shalat sunnah untuk menolak atau mencegah dari berbagai bala yang akan menimpa kita. Oleh karena itu setiap hari kita dianjurkan untuk melakukannya pada waktu yang tidak ditentukan atau kapan saja selain pada waktu karahah (waktu yang dilarang untuk melakukan shalat sunnah).
Dalam Kitab Khozinatul Asror halaman 39, terdapat hadist shahih dari Abi Ali Hasim bahwa Rasulullah saw bersabda,
“idzaa ashobatkum mushibatun aw najalat bikum faaqotun fatawadhouu wa sholuu arbaa rakaatin wayaquulu ba’dahaa ad-du’a faraja Allahu bikum..”
Artinya : “Apabila menimpa kamu semua suatu musibah atau bala maka berwudlulah dan shalatlah 4 rakaat dan setelahnya berdoalah maka Allah akan melepaskan dari semua itu..”
Di dalam kitab Al-Jawahir al-Khomsi dan juga kitab Kanzunnajah, Syekh al-Kamil Fariduddin Sakarjanji menyatakan,
“Saya telah melihat dalam aurad Al-Khawaja Mu’inuddin qs, sesungguhnya dalam tiap tahun Allah swt menurunkan 320.000 bala’ penyakit dan seluruhnya pada hari Rabu akhir di bulan Shafar. Maka hari tersebut merupakan hari yang tersusah dari hari-hari yang lain dalam satu tahun”.
Maka berdasarkan hadits nabi diatas, serta referensi dari para ulama ‘arif billah yang terdapat dalam kitab-kitab mu’tabarah tersebut, syaikh mursyid kita kemudian mengeluarkan bimbingan irsyad berupa Shalat Sunnah Lidaf’il Bala setiap hari Rabu terakhir di bulan Shafar. Pada tahun ini pelaksanaannya insya Allah bertepatan pada tanggal 17 Desember 2014.
Tata cara shalat sunnah Lidaf’il Bala berdasarkan keterangan yang tercantum dalam kitab al-Jawahir al-Khomsi halaman 51-52, dilaksanakan pada waktu pagi hari Rabu terakhir di bulan Shafar (setelah shalat sunnah Isyraq, Isti’adzah dan Istikharah), sebanyak 4 rakaat 2 kali salam. Niatnya:
Setiap rakaat ba’da Al-Fatihah membaca:
– Surat al-Kaustar 17 kali,
– Surat al-Ikhlash 5 kali,
– Surat al-Falaq dan an-Nas masing-masing 1 kali
– Surat al-Kaustar 17 kali,
– Surat al-Ikhlash 5 kali,
– Surat al-Falaq dan an-Nas masing-masing 1 kali
Setelah salam lalu membaca istighfar berikut ini:
Artinya:
Saya memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung. Saya mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Tuhan Yang Hidup terus dan berdiri dengan sendiri-Nya. Saya mohon taubat selaku seorang hamba yang banyak berbuat dosa, yang tidak mempunyai daya upaya apa-apa untuk berbuat mudharat atau manfaat untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.
Saya memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung. Saya mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Tuhan Yang Hidup terus dan berdiri dengan sendiri-Nya. Saya mohon taubat selaku seorang hamba yang banyak berbuat dosa, yang tidak mempunyai daya upaya apa-apa untuk berbuat mudharat atau manfaat untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.
Dilanjutkan dengan membaca Do’a Lidaf’il Bala berikut ini:
Artinya:
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Wahai Yang Maha Kuat, wahai Yang Maha Menempatkan. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dengan kalimat-Mu yang sempurna dari angin merah dan dari penyakit yang besar di jiwa, darah, daging, tulang dan urat. Maha Suci Engkau apabila memutuskan sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah” maka “jadilah ia”, Allah Maha Besar…3x…, dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Penyayang diantara penyayang.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Wahai Yang Maha Kuat, wahai Yang Maha Menempatkan. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dengan kalimat-Mu yang sempurna dari angin merah dan dari penyakit yang besar di jiwa, darah, daging, tulang dan urat. Maha Suci Engkau apabila memutuskan sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah” maka “jadilah ia”, Allah Maha Besar…3x…, dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Penyayang diantara penyayang.
No comments:
Post a Comment