KADAR IMAN SESEORANG TERGANTUNG KADAR CINTANYA PADA NABI SAW. KADAR CINTA PADA BANGSA TERGANTUNG KADAR CINTANYA PADA TANAH AIR

Dikunjungi

Wednesday, 12 August 2015

SALAFI WAHABI ITU KOTORAN ONTA DIBELAH DUA

Mendikbud, menarik buku Pendidikan Agama yang Radikal


Dalam buku PAI tersebut memuat ajaran firqoh Wahabi Salafi yang membolehkan membunuh orang yang tidak sefaham seagama. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, tokoh penggagas firqoh Wahabi Salafi ini mengatakan dalam buku PAI tersebut bahwa orang-orang yang menyembah kepada selain Allah telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh.

"Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah Swt, dan orang yang menyembah selain Allah Swt, telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh," kata Pencetus Wahhabi, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam buku PAI sebagaiman dikutip dari situs Ngaji Yuk! (21/3/2015).

Ajaran Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang menyebarkan firqah Wahhabiyyah atau yang sekarang para pengikutnya menyebut dirinya sebagai Salafi atau Pengikut Salaf (padahal bukan pengikut salaf) adalah salah satu ajaran baru yang menyimpang dan bukan termasuk bagian dari faham Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) yang dianut mayoritas umat Islam di seluruh dunia termasuk Indonesia. Ciri khas ajaran Wahhabi Salafi diantaranya suka menuduh bi'ah, sesat, musyrik, dan kafir kepada umat Islam yang tidak sefaham dengan mereka dan biasanya selalu mengacu kepada tokoh-tokoh Wahabi seperti Ibnu Taimiyah, Syaikh Nashiruddin Al Albani, Syaikh Bin Bazz, dan lain-lain, Para ulama ahlussunnah dengan tegas menolak ajaran faham Wahabi Salafi dan menyamakan faham Wahhabi Salafi ini dengan faham Syiah Rafidhah. Keduanya bagaikan kotoran onta dibelah dua sebagaimana pernah diungkapkan oleh Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad dalam kitabyan "Tatsbiitul Fu-aad":

" بعرة مقسومة نصفين "

"Kotoran Unta yang dibelah dua", tulis Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad.

Menanggapi adanya buku PAI yang mengajarkan ajaran radikalisme wahabi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan langsung menginstruksikan jajarannya untuk menarik semua buku tersebut di seluruh Indonesia. Hal itu dilakukannya setelah ditemukan bahwa konten buku itu banyak yang tidak sesuai untuk anak-anak sebagai bahan ajar.

"Kami akan menarik buku-buku tersebut," tegas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, di Jakarta, kemarin (20/3/2015).

Anies mengatakan isi buku itu menyimpang. Ada yang mengajarkan untuk membunuh orang non-muslim karena dianggap musyrik, ada pula yang menceritakan aktivitas romantis. "Saya saja sampai kaget setelah membaca bukunya," katanya. 

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini mengaku heran mengapa bisa buku dengan isi seperti itu bisa lolos dan diperbolehkan beredar sampai di tangan siswa. "Ajaran ini sangat berbahaya untuk Indonesia," lanjut Anies.

Anies mengatakan sudah mencoret beberapa halaman buku tak patut tersebut. Dia juga sudah menandakan halaman dan bagian yang dianggapnya tidak pantas untuk dikaji lebih jauh. Hingga saat ini, Kementerian hanya menarik buku itu dari peredaran dan belum memberikan sanksi kepada penulis buku tersebut. "Saat ini kita tarik dulu bukunya, baru setelah itu kita bicara sanksi lebih jauh," ungkap Anies.

Penggagas Program Indonesia Mengajar itu menambahkan, pihaknya akan mengawasi langsung permasalahan tersebut. Bahkan kemungkinan besar, penulis buku tersebut akan dikenakan sanksi.

"Kami meninjau buku ini. Bayangkan jika digunakan di seluruh sekolah, bisa-bisa anak membunuh orang yang berlainan agama dengan dia," terangnya.

Sumber: Okezone/ Tempo.

No comments: