KADAR IMAN SESEORANG TERGANTUNG KADAR CINTANYA PADA NABI SAW. KADAR CINTA PADA BANGSA TERGANTUNG KADAR CINTANYA PADA TANAH AIR

Dikunjungi

Friday 28 August 2015

MURSYID TQN SURYALAYA, TUNGGU KETETAPAN YANG MENENANGKAN TANPA KONTROVERSI




EVALUASI UNTUK MURID TQN SURYALAYA

Dalam situasi dan kondisi sekarang (pasca wafatnya Abah Anom sebagai Mursyid TQN Suryalaya), para pengamal TQN Ponpes Suryalaya perlu mengevaluasi diri dan menetapkan hati pada keyakinan terhadap beberapa hal sebagai berikut:

Nabi Muhammad saw yang tubuhnya (basharnya) terkubur di kota Madinah, adalah tetap ruhnya masih bisa hadir di tengah-tengah umatnya di manapun keberadaanya. Begitu pula Abah Anom, walaupun tubuhnya (basharnya) dikubur di makam Puncak Rahmaniyah, tetapi ruhaniahnya tetap hadir di tiap halaqoh para muridnya.

Ketika seseorang bersholawat untuk Nabi saw satu kali, maka Allah akan bersholawat untuk orang itu sepuluh kali. Begitu pula, ketika seorang murid TQN Suryalaya menyebut nama Abah Anom, maka namanyapun disebut oleh Allah swt.

Apabila seorang muslim mengucapkan salam kepada ahli kubur, maka pada saat itu juga Allah akan mengembalikan ruh ahli kubur tersebut kemuka bumi untuk menjawab salam orang itu, dan ketika pula seorang murid TQN Suryalaya bersalam kepada Abah Anom, walaupun jasadnya telah dianggap mati, beliau akan menjawab setiap salam dengan izin Allah.

Jasad para nabi dan sholihin yang wafat tidak akan hancur dimakan tanah, demikian pula jasad Abah Anom.

Setiap muslim yang berziarah ke kubur orang-orang shaleh dan mengucapkan salam kepada mereka, maka ruhaniyah mereka dihadirkan oleh Allah untuk menjawab salam kepadanya, maka oleh karena itu, ketika seorang murid berziarah ke makam Abah Anom untuk bertawasul akan hal apapun, beliau
dihadirkan oleh Allah untuk mewushulkannya kepada Allah bagi tiap murid yang menziarahinya.

Bagi orang yang setiap waktunya dipakai untuk berdzikir kepada Allah dalam situasi dan kondisi apapun, maka Allah swt mengutus Rijalul Ghoib (para malaikat dan ruhaniyah para aulia) untuk menjadi pendamping dan pembimbing baginya, maka Abah Anom adalah salah satu dari Rijalul Ghoib tersebut.

Orang-orang yang mati di jalan Allah, seperti para nabi dan para aulia juga para sholihin lainnya, walaupun jasadnya dianggap mati, tetapi ruhaniyahnya tetap masih efektif berperan memberikan manfa'at kepada orang-orang hidup yang berkaitan dengannya, dan ruhaniyah Abah Anom pun akan tetap memberikan manfa'atnya kepada tiap murid yang memerlukannya.

Seorang Guru Mursyid pada tiap-tiap tarekat auliya, termasuk pula Abah Anom, pada wafatnya, jasadnya tidak hancur di makan tanah, dan tetap akan memberikan manfa'at kepada murid-muridnya yang selalu berkhidmat kepadanya, menjawab salamnya, mengantarkan permohonan murid-muridnya kepada Allah, hadir pada halaqoh muridnya, membimbing, membina, serta membantu kesulitan para murid-muridnya dengan dasar izin Allah.

Abah Anom selaku Mursyid TQN Suryalaya dalam keadaanya untuk sebagian orang telah dianggap wafat, tetapi ruhaniyahnya tetap menjalankan tugasnya sebagai mursyid.

Sebagai seorang Mursyid, Abah Anom jelas mengakui dirinya adalah mursyid, sebagaimana tercantum dalam pernyataannya dalam maklumat beliau pada tahun 1998: "Saya KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin sebagai guru mursyid TQN dan sebagai sesepuh Pontren Suryalaya", hal tersebut adalah sebagai bentuk kejelasan bagi murid-muridnya bahwa seorang pemimpin itu harus mengakui kepemimpinannya.

Dalam maklumat tersebut Abah Anom melimpahkan sebagian wewenangnya dalam pengelolaan kelembagaan Ponpes Suryalaya dan sebagai konsultan dalam masalah-masalah ketarekatan di lingkungan Pondok Pesantren Suryalaya (dalam artian bukan bentuk pelimpahan kemursyidan) kepada 3 orang Pengemban Amanah, yaitu:

1. KH. Noor Anom Mubarok, BA.
2. KH. Zaenal Abidin Anwar.
3. H. Dudun Noorsaiduddin.

Sebagaimana telah tertera pada maklumat tersebut pernyataan Abah Anom: "Maka dengan adanya Surat Pernyataan ini kepada seluruh Pimpinan Lembaga termasuk para Mubaligh dan Wakil Talqin yang ada di lingkungan Pondok Pesantren Suryalaya, apabila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan kebijakan lembaga, fisik bangunan, pendidikan dan pengajaran, dan pembinaan ikhwan TQN Pontren Suryalaya supaya berkonsultasi dengan nama-nama tersebut", dan hal itu telah disepakati oleh seluruh wakil talkin Ponpes Suryalaya pada malam ke 40 hari wafatnya Pangersa Abah.

Tugas Abah Anom (Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin r.a) belum selesai, oleh karena itulah pada saat ini beliau tidak mengangkat seorangpun untuk menjadi Mursyid TQN Suryalaya sebagai pengganti beliau sampai Allah berkehendak pada saatnya nanti para Pengemban Amanah telah menunaikan seluruh tugasnya semua dan berpulang ke Hadrot Allah swt, 

Maka di situlah saatnya Pangersa Abah Anom menunjukkan wasiat kemursyidannya secara legitimate dan hirqoh ghoibiyah yang menjadikan Mursyid pengganti beliau akan diterima dengan tenang dan rasa aman, tidak ada pertanyaan, tidak ada keraguan dan perdebatan, dan tanpa kontroversi, sebagaimana mengalirnya kemursyidan Abah Sepuh ke Abah Anom dengan kedamaian yang menenangkan ruh-ruh para murid sebagai wujud hakiki maksud dari pada dzikir adalah untuk menentramkan hati, bukan sebaliknya.

Menta'ati orang-orang yang telah diamanahkan oleh Abah Anom kepada kita, yaitu para Pengemban Amanah.

Walaupun Abah Anom di mata sebagian orang telah wafat, tetapi maklumat-maklumat beliau tetap berlaku bagi murid, yang di antaranya (khusus dalam bentuk amaliyah TQN Suryalaya): "Siapa yang mengurangi atau menambah maka Abah tidak bertanggung jawab".

Tetap berpegang teguh kepada: "wa'tashiimu bi hablillaah", yang di antara pengertiannya adalah: "tetap berpegang teguh pada tali yang telah diikatkan oleh Pangersa Abah" dengan cara tetap ber-Robithoh kepada Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin (Abah Anom) r.a.

Sumber : http://www.suryalaya.org
Untuk jelasnya dapat anda baca pada 

No comments: