KADAR IMAN SESEORANG TERGANTUNG KADAR CINTANYA PADA NABI SAW. KADAR CINTA PADA BANGSA TERGANTUNG KADAR CINTANYA PADA TANAH AIR

Dikunjungi

Monday 6 April 2015

KARENA DIHUJAT, PAK SUHARTO MASUK SURGA




Beberapa waktu lalu redaksi Islam Cendekia mendapatkan email yang isinya membahas seputar kondisi Soeharto saat ini atau bisa dikatakan kondisi Soeharto setelah meninggal. Kabar ini muncul dari Susanto, seorang santri asal Pati, Jawa Tengah yang menceritakan sebuah fakta mengejutkan, yaitu mantan Presiden Republik Indonesia (RI) Soeharto (alm) dalam kondisi baik-baik saja. Bahkan, menurut kacamata gaib dari seorang Kiai atau ulama, Soeharto saat punya bercahaya terang dengan pakaian mewah. "Pak Harto sekarang sedang berbahagia. Beliau memakai pakaian gebyar dengan cahaya yang melingkupi badannya," ujar Susanto sebagaimana ia kutip dari tutur seorang ulama yang tidak bisa disebutkan namanya atau anonim.

Tentu, setiap orang yang mendengarkan berita ini dipastikan tidak percaya. Kenapa? Hampir setiap manusia Indonesia sudah tahu sepak terjang Soeharto selama 32 tahun memimpin bangsa Indonesia dengan otoriter. Soeharto seolah menjadi raja diraja negara Indonesia tanpa satu orang pun yang berani dengannya. Kasus pelanggaran hak asasi manusia hingga korupsi besar-besaran yang konon katanya tidak habis dalam tujuh turunan membuat Soeharto mendapatkan stigma pasti di mata masyarakat Indonesia: Soeharto masuk neraka!

Konon katanya pula (untuk tidak berprasangka buruk), Soeharto melakukan korupsi besar-besaran menyentuh angka triliunan rupiah. Sebagaimana kita tahu, korupsi dalam hukum Islam mendapatkan porsi ganjaran hukum yang setimpal. Sebab korupsi dalam Islam bukan saja dianggap sebagai tindak pencurian (syarikah) biasa, tetapi pencurian besar-besaran yang menyengsarakan rakyat banyak, sehingga hukum yang diterima bagi koruptor menurut pandangan Islam beribu-ribu lebih berat daripada pencurian.

Dalam hukum Islam, pencurian dikategorikan sebagai perbuatan pidana yang harus dikenakan hukuman potong tangan. Dalam sebuah hadis, batas minimal pencurian yang dikenakan potong tangan adalah seperempat dinar. Kalau dikaitkan dengan korupsi yang angkanya mencapai miliaran apalagi menyentuh angka triliunan, bisa diqiyaskan korupsi seyogianya mendapatkan hukuman yang jauh dari sekadar potong tangan. Berawal dari pemahaman sederhana ini, sudah menjadi asumsi umum jika Soeharto pasti masuk neraka. Ya, Soeharto masuk neraka.

Namun, benarkah demikian? Kenapa seorang ulama mengatakan kondisi Soeharto di alam kubur saat ini baik-baik saja, bahkan mendapatkan keistimewaan dari Allah Swt? Menurut kacamata gaib tersebut, apakah ini bisa dikatakan fakta atau hanya isu belaka? Semuanya hanyalah Tuhan yang mengetahui. Cerita ini diterbitkan Islamcendekia.com untuk menjadi hikmah bersama untuk rakyat Indonesia. Jika ini benar, maka hal ini menjadi fakta mengejutkan yang bisa menjadi pembelajaran bersama.

Soeharto masuk surga

"Almarhum Soeharto mendapatkan sisi istimewa dari Allah bukan dari amalnya. Sebab amal Soeharto tidak akan bisa menutup dosa-dosanya yang teramat besar. Meskipun demikian, Almarhum Soeharto jika dilihat menggunakan kacamata spiritual atau kacamata gaib, beliau terlihat memakai baju istimewa, bagus sekali dan bercahaya di alam kubur," ujar Susanto melanjutkan kabar yang tersebar dari ulama anonim tersebut.

Kenapa apa yang diperbuat Soeharto kepada rakyatnya justru mendapatkan ganjaran yang berbeda? Apa alasan Soeharto masuk surga? Kenapa Soeharto tidak masuk neraka? Berikut alasan rasional-spiritual yang menjadi landasan atau alasan kemungkinan Soeharto masuk surga. "Almarhum Soeharto itu menjadi bahan gunjingan, bahan diskusi, bahan hujatan, bahan kutukan dan sumpah serapah dari Sabang hingga Merauke. Hujatan, gunjingan, atau bahkan fitnah yang faktanya belum tentu bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dari seluruh bangsa Indonesia dari zaman ke zaman dan lintas generasi itulah yang membuat dosa-dosa Soeharto diampuni oleh Allah," tutur Susanto sebagaimana disatir dari Kiai anonim.

"Bagaimana tidak, seluruh rakyat Indonesia menggunjing, menjelek-jelekkan, atau bahkan menceritakan sepak terjang Soeharto dengan penambahan sisi negatif dan sisipan fitnah, apa yang dirasakan SOeharto? Pasti ia akan sakit hati, meskipun sudah tidak berada di alam dunia. Sebagaimana kita tahu, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dalam teologi Islam, fitnah itu membawa kebaikan yang tak terlihat bagi seseorang yang difitnah," pungkasnya. Atas alasan ini, kondisi Mantan Presiden kedua Indonesia tersebut mendapatkan kemuliaan dengan pakaian yang sangat bagus dan bercahaya di alam kubur.

Fakta mengejutkan Soeharto masuk surga ini tidak terkait dengan slogan yang dikenal dengan Piye Kabare, Enak Jamanku To? (baca: Bagaimana kabarnya? Enak Jamanku, kan?), tetapi mengenai persoalan sederhana, yaitu fitnahnya jutaan manusia di Indonesia kepada Soeharto dari Sabang Hingga Merauke, dari zaman ke zaman lintas generasi. Kalau slogan "Piye Kabare, Penak Jamanku To" hanyalah parodi yang menyatakan ketidakpuasan kepemimpinan era sekarang sehingga merindukan kepemimpinan Soeharto. Dari sini, slogan Piye Kabare, Enak Jamanku To menjadi populer dan menjadi bahan perbincangan yang hangat beberapa tahun terakhir.
Menanggapi email ini, Pemimpin Umum Islamcendekia.com Lismanto mengatakan, "Islam itu agama yang luwes, lebih tepatnya progresif. Ia tidak bisa dirumuskan secara matematis menggunakan formula fiqih. Islam di dalamnya juga mengandung ilmu hikmah atau ilmu kehidupan yang tidak terpaku secara kaku dalam teks-teks atau logika-logika syariat. Cerita Soeharto yang bahagia di alam kubur di tengah kondisinya semasa hidupnya yang korup dan diktator adalah dua hal hubungan sebab-akibat yang saling bersebarangan atau dua hukum kausalitas yang jelas bertolak belakang. Ternyata, ada ilmu hikmah yang bisa ditarik di dalamnya hanya dengan masalah sepele, yaitu hujatan seluruh rakyat Indonesia membuat Soeharto bisa lolos dari ganjaran atas dosa-dosanya yang ia perbuat selama hidupnya. Ini bisa menjadi pembelajaran bersama," ujarnya.

Ia menambahkan, "Kita pasti tahu hadis yang mengisahkan Nabi Muhammad Saw yang tersenyum lebar saat orang yang benar difitnah habis-habisan dengan orang lain. Melihat fitnah itu, Rasulullah Saw tidak bersedih, tetapi tersenyum lebar. Orang yang difitnah tersebut bertanya, 'Kenapa Engkau malah tersenyum dan senang saat saya difitnah wahai Rasulullah? Lantas Rasulullah menjawab: 'Saat kamu difitnah, aku melihat malaikat sibuk memindahkan dosa-dosamu ke dalam diri orang yang memfitnah kamu. Sementara itu, pahala orang-orang yang memfitnah kamu dipindah ke dalam dirimu.' Kisah ini sepertinya sama dengan kisah Soeharto. Bahkan, banyak tulisan-tulisan di media online yang mengatakan Soeharto masuk neraka. Meski terkesan tidak rasional, hal ini bisa menjadi pembelajaran bersama bagi segenap bangsa Indonesia."

Yang dimaksud Soeharto masuk surga adalah surga dalam konteks kenikmatan di alam kubur. Sebab dalam Islam, surga itu tempat bagi orang-orang yang menyelesaikan tugasnya di dunia ini dengan baik setelah adanya hari penimbangan amal baik dan buruk. Saat ini, belum ada hari penimbangan sehingga orang-orang yang meninggal saat ini memasuki alam kubur. Wallahu 'alam Bishowab.

Sumber foto: Antara

No comments: