KADAR IMAN SESEORANG TERGANTUNG KADAR CINTANYA PADA NABI SAW. KADAR CINTA PADA BANGSA TERGANTUNG KADAR CINTANYA PADA TANAH AIR

Dikunjungi

Thursday 27 March 2014

KOTBAH JUM'AT NU : JADILAH PEMIMPIN YANG ADIL


Rasulullah Pernah bersabda "Satu waktu nanti akan tiba atas umatku penguasa seperti singa, para menterinya seperti serigala, dan hakim-hakimnya seperti anjing. Sementara itu umat kebanyakan bagaikan kambing. Bagaimana bisa kambing hidup diantara singa, serigala dan anjing?"

ان الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله بشيرا ونذيرا وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له. شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية قدرا. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا. أما بعد. فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Yang Maha Adil dengan menhindarkan diri dari kedhaliman dan berusaha mendekatkan segala keputusan kita pada keadilan. Walaupun itu bukanlah perkara yang sulit. Sesungguhnya demikianlah perintah Allah dan Rasul-Nya.
Adil adalah kata sifat yang dapat dimaknai dengan bertindak sebagaimana mestinya, tidak berat sebelah dan tanpa keberpihakan. Adil adalah memberikan hak kepada pemiliknya, baik hak itu bersifat ganjaran bagi yang berjasa maupun hukuman bagi yang bersalah.
Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah
Kata adil dalam bahasa Indonesia seolah tinggal kenangan. Bagi bangsa ini sekarang, adil terkesan mewah dalam realita kehidupan. Popularitas kata adil pada saat ini masih jauh berada di bawah kata android, Iphone, caleg, partai dan lain sebagainya. Begitu pula adanya berbagai lembaga yang berkutat dalam hal putusan dan keadilan sama sekali tidak dapat memposisikan kata adil pada tempatnya, bahkan terkesan membelokkan makna adil itu sendiri.
Padahal adil adalah barang murah, adil tidak perlu dibayar mahal seperti halnya short curse atau studi S1, S2 atau S3. Karena potensi adil selalu terkandung dalam diri tiap insan sebagai pengejawantahan sifat Allah swt ‘al-‘adilu. Adil adalah kekayaan alami yang terkandung dalam diri setiap individu yang hanya memerlukan modal kemauan saja untuk menghadirkannya. Adil bagaikan barang tambang dalam bumi Indonesia yang telah lama tersedia, bahkan semenjak bumi pertiwi ini belum dinamai Indonesia. Kemauan adalah kunci membuka gudang keadilan.
Oleh karena itu, dalam usahan merealisasikan potensi adil yang terkandung dalam diri individu inilah perlu latihan dan pembiasaan. Adil harus diterapkan dalam lingkup kehidupan paling kecil, dari individu, keluarga, dan dari pemerintahan tingkat RT hingga tingkat pusat. Sehingga para bapak bangsa ini menjadikan konsep “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” sebagai salah satu dari Pancasila sebagai Dasar Negara.

Jam’ah jum’ah yang berbahagia
Dengan demikian keadilan menjadi salah satu basicstruktur yang harus ada di Indonesia. Dengan bahasa lain Keadilan merupakan masalah ushuliyah yang keberadaannya sudah merupakan barang pasti yang tidak bisa diganti dengan yang lain, apabila bangsa ini ingin lestari. Bukankah demikian peringatan Allah kepada Nabi Daud yang tergambar dalam surat as-shad ayat 26:

يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ.
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. 
Sudah jelas kiranya janji Allah dalam ayat tersebut. Bahwa keadilan adalah syarat mutlaq seorang pemimpin, karena keadilanlah yang akan menentukan arah keberlanjutan sebuah bahngsa. Demikian pentingnya keadilan hingga ada sebuah cerita tentang seorang darwis  yang dimintai pendapat tentang pemimpin yang dhazilim.

Sa'di bercerita; Alkisah, Seorang raja yang zalim berkenan memanggil seorang darwis ke istananya untuk memberi nasihat. Ketika sufi itu datang, Raja Zalim berkata, "Berikan aku nasihat. Amal apa yang paling utama untuk aku lakukan sebagai bekalku ke akhirat nanti?"

Sang darwis menjawab, "Amal terbaik untuk baginda adalah tidur." Raja itu kehairanan, "Mengapa?" "Karena ketika tidur," jawab sufi itu, "baginda berhenti menzalimi rakyat. Ketika baginda tidur, rakyat dapat beristirahat dari kezaliman."

Namun manusia adalah insan yang sering lalai dan mudah tergoda dengan berbgai bujuk rayu setan yang menyesatkan. Karenanya hampir dalam setiap jangkah kehidupan ini kedhaliman hadir menggantikan posisi keadilan. Begitulah hingga Rasulullah saw pernah bersabda:

سيأتى زمان علي امتي سلاطينهم كالاسد ووزراءهم كالذئب وقضئهم كالكلب وسائر الناس كالاغنام فكيف يعيش الغنام من الاسد والذئب والكلب ؟
Akan tiba satu waktu kepada umatku penguasanya seperti singa, para menterinya seperti serigala, dan hakim-hakimnya seperti anjing. Sementara itu umat kebanyakan bagaikan kambing. Bagaimana bisa kambing hidup diantara singa, serigala dan anjing?
Apakah maksud penguasa seperti singa dalam konteks hadits ini? tidak, singa ditamsilkan dalam hadits ini bukan dalam hal keberanian, tapi dalam hal kerakusannya. Singa selalu saja memburu makanan dan demi kepentinga pribadi dan golongannya. Sementara serigala terkenal dengan sifat culas, gesit, dan licik. Ia bisa menggunakan berbagai cara demi menghasilkan buruan walaupun dengan jalan tidak ksatria. Adapun anjing yang suka menjilat pandai sekali menyembunyikan kebuasannya dibalik kejinakan yang dimilikinya. Begitulah Rasulullah saw menerang keberadaan umatnya. Apakah massa yang dimaksud dengan hadits tersebut telah tiba? Wallahu a’lam bis shawab.
Hadirin Rahimakumullah
Hanya saja sebagai garis petunjuk adalah  surat An-Nisa’ ayat 135 haruslah dipegang seorang pemimpin.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ بِٱلْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمْ أَوِ ٱلْوَٰلِدَيْنِ وَٱلْأَقْرَبِينَ إِن يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَٱللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا فَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلْهَوَىٰٓ أَن تَعْدِلُوا۟ وَإِن تَلْوُۥٓا۟ أَوْ تُعْرِضُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia[361] kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.
Demikianlah khotbah singkat kali ini semoga bermanfaat bagi kita semua. Ya Allah kami sungguh bersyukur atas potensi keadilan yang kau berikan kepada kami, tetapi kami sadar keadilah bukanlah hal yang mudah kami realisasikan. Namun dengan kebesaran-Mu apa susahnya Kau mudahkan keadilan itu hadir pada kehidupan kami ya Allah..
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

(red. Ulil H)

PEMBUAT BOM TEROR ITU UMAT SYEITHAN




Yogyakarta, NU Online

Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr KH Malik Madani menegaskan, PBNU tidak menganjurkan warga NU untuk memilih partai politik tertentu terkait pemilihan umum (Pemilu) yang digelar 9 April mendatang.

Ia menegaskan hal ini di hadapan ribuan warga NU dalam forum doa bersama dan tahlil 40 hari wafatnya KH Zainal Abidin Munawwir, pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, Selasa (25/03) malam.

Lebih lanjut, KH Malik Madani berpesan kepada seluruh warga NU agar menjaga ukhuwah nahdliyah dan meningkatkannya menjadi ukhuwah islamiyah. Ukhuwah Islamiyah harus dipahami sebagai persaudaraan yang islami, bukan sekadar persaudaraan sesama muslim.

“Kalau ada orang-orang Muslim yang bersepakat untuk membuat bom atau merampok bank, itu bukan ukhuwah islamiyah, tapi ukhuwah syaithaniyah,” tegasnya.

Kiai asal Madura ini juga menggarisbawahi bahwa pada masa-masa kampanye ini, yang tak kalah penting adalah jangan pernah mau menerima suap atau sogokan untuk memilih partai tertentu.

“Pilihlah karena memang orang tersebut baik dan layak untuk menjadi wakil Anda,” tuturnya menuntaskan pesannya atas nama PBNU. (M Nasrudin/Mahbib)

Wednesday 26 March 2014

NU PRANCIS DISKUSI TENTANG PARTAI AGAMA DAN PARTAI NASIONALIS


Paris, NU Online 

Bersama-sama Réseau Indonésie dan asosiasi Prancis-Indonesia dari unsur mahasiswa, tenaga kerja Indonesia, ekspatriat, dan LSM internasional (PPI Prancis, Pasar Malam, Srikandi, dan Comité Catholique contre la Faim et le Développement/CCFD), PCI Nahdlatul Ulama Prancis menggelar diskusi seputar Pemilu 2014, di kantor CCFD, 4 rue Jean Lantier, Paris, Senin (24/3) waktu setempat.



Dihadiri oleh kurang lebih 40 peserta dari warga Indonesia dan warga Prancis, diskusi bertajuk “Lesehan Demokrasi: Indonesia di Ambang Pemilu 2014” itu menghadirkan 6 pembicara dari berbagai latar belakang. PCI NU Prancis diundang untuk memberikan pandangan mengenai prospek partai-partai Islam dalam Pemilu.

Menurut ketua panitia Mulyandari Alisyah (Réseau Indonésie) dalam sambutannya, diskusi ini bertujuan untuk menggugah kesadaran warga Indonesia yang bermukim di Prancis untuk peduli dengan dinamika di dalam negeri. Selain itu, juga untuk membuka mata dunia internasional, khususnya publik Prancis, mengenai perpolitikan Indonesia. Bertindak selaku moderator, Muhammad Al-Fayyadl, salah satu anggota Réseau Indonésie. Diskusi ini, menurutnya, dilatari oleh pertanyaan sejauh mana Pemilu 2014 dapat menjadi tolok ukur keberhasilan demokratisasi yang diamanatkan oleh Reformasi.

Pembicara pertama, Dr. Arifi Saiman (Koordinator Fungsi Politik KBRI Prancis), membawakan presentasi mengenai “Apa dan Bagaimana Pemilu 2014 ?”. Dalam paparannya Pak Arifi, demikian panggilan akrabnya, menjelaskan secara global pelaksanaan teknis Pemilu legislatif dan Pilpres, baik di Indonesia maupun luar negeri. Menurutnya Pemilu kali ini masih tergolong mahal (high-cost politics) karena membutuhkan biaya besar untuk logistik, promosi, konsumsi dan kampanye. Seiring dengan kemajuan teknologi dengan diperkenalkannya e-voting, sedapat mungkin ke depan Pemilu akan lebih efisien, murah, dan efektif, dan dengan demikian, citra demokrasi mahal dapat gugur dan praktik berdemokrasi di Indonesia akan lebih baik.

Pembicara kedua, Ayub Mursalin, M.Ag (PCI NU Prancis) mendiskusikan mengenai peluang dan tantangan partai-partai Islam pada 2014. Ustadz Ayub, yang juga mahasiswa doktoral di sebuah universitas di Paris, mengajukan kriteria metodologis untuk membaca fenomena partai Islam dari Pemilu ke Pemilu. Dia membedakan antara “partai agama” dan “partai nasionalis”. Kriteria “partai agama” adalah menggunakan nama dan simbol agama, agama sebagai asas ideologi, didirikan oleh tokoh agama, memiliki basis massa ormas atau penganut agama. Sedangkan “partai nasionalis” adalah partai yang hanya memiliki kriteria terakhir, yaitu basis massa ormas atau penganut agama. Dari kriteria tersebut panelis mencoba mempertanyakan “kekhasan” partai Islam dibandingkan partai non-agama, dan menyimpulkan bahwa faktor “agama” dalam Pemilu tidak terlalu signifikan dalam menarik suara.

Dari pengamatan terhadap Pemilu dari tahun 1999 sampai 2009, perolehan partai-partai Islam cenderung menurun. Hal ini memunculkan pertanyaan apakah pada Pemilu 2014, partai-partai Islam dapat meraih suara sebagaimana diharapkan dan apakah faktor “agama” masih menjadi hal yang penting dalam iklim kepartaian ke depan.

Sementara itu, pembicara ketiga, TW Agung (The First Institute) menyoroti pragmatisme politik dalam perpolitikan Indonesia hari ini. Orientasi partai politik yang pragmatis, cenderung mengejar hasil instan, terlihat dari kaderisasi parpol yang “abal-abal” dan munculnya caleg-caleg tanpa visi-misi yang jelas.

Pengamatan menarik dilontarkan oleh François Raillon, Indonesianis dari École des Hautes Études en Sciences Sociales (EHESS), Paris. Menurut Raillon, transisi demokrasi belum selesai, karena elite-elite Orde Baru masih berkuasa. Untuk melahirkan demokrasi yang lebih substansial, Indonesia memerlukan kepemimpinan baru yang lebih segar dan tidak “tersandera” pola kepemimpinan lama yang oligarkis, patron-client, feodalistis, dan cenderung korup.

Dalam catatannya mengenai kepemimpinan SBY selama 10 tahun terakhir, Raillon mencatat bahwa yang absen adalah oposisi. “Padahal, demokrasi butuh oposisi”, katanya. Kepemimpinan SBY yang cenderung mencari konsensus, menurutnya, berbeda dengan periode pertama kepemimpinan pasca-Reformasi di bawah BJ Habibie, Gus Dur, dan Megawati yang melahirkan terobosan demokratisasi yang cukup luar biasa (kebebasan pers, penghapusan Dwifungsi ABRI, hak minoritas, kembali ke Pancasila). Raillon menyebutkan bahwa yang masih kuat saat ini adalah politik ketokohan, alih-alih politik programatis yang dibutuhkan dan ditunggu-tunggu oleh masyarakat.

Sementara itu, Aboeprijadi Santoso, wartawan senior yang bermukim di Belanda, mengulas sepak-terjang militer dalam Pemilu 2014. Menurutnya, penghapusan Dwifungsi ABRI belum cukup, karena tentara membangun jejaring dan bisnis yang tetap berpengaruh dalam perpolitikan Indonesia.

Jejaring tersebut, ia sinyalir, berkembang melalui masuknya elite militer ke dalam parpol. Pasca-1998, parpol yang dituju adalah Golkar, dan pasca-2000 meninggalkan Golkar untuk membuat parpol sendiri. Persebaran elite militer di perpolitikan daerah juga masih kuat, dengan naiknya tokoh militer menjabat bupati dan gubernur.

Tiga faktor penting dari eksistensi militer di perpolitikan Indonesia saat ini, menurutnya, adalah “popularitas, mesin partai, dan kapital”. Karenanya, elite militer yang mampu menguasai ketiga-tiganya dipastikan akan berkuasa. Aboeprijadi memetakan tiga kemungkinan aliansi militer dan sipil dalam Pemilu 2014, yaitu Blok PDIP-Nasdem [Jokowi/Surya Paloh] dan militer; Blok Gerindra & PD, PAN, PKB, (& PPP?): Prabowo, Pramono Edhie, Soenarko, Moeldoko, (Hatta]; Blok Golkar & Hanura, PKS: [Bakrie, JK?], Wiranto, [Henry Tanoe]. Walaupun demikian, menurutnya, warisan pelanggaran HAM tokoh militer yang akan maju dalam Pemilu 2014 akan menjadi masalah tersendiri.

Panelis terakhir, Warsito Elwein, seorang pengamat politik yang bermukim di Jerman, mengulas partisipasi rakyat dalam Pemilu. Dari keterlibatannya sebagai tim sukses seorang gubernur di Jawa Tengah, Warsito menangkap optimisme meningkatnya “pemilih rasional”, yaitu pemilih yang mendasarkan pilihannya pada visi dan misi caleg yang dipilih. Walaupun demikian, kecenderungan umum di Indonesia, partisipasi rakyat dalam Pemilu cenderung menurun. Hal ini disebabkan banyaknya pemberitaan negatif mengenai pejabat publik, serta belum dirasakannya perbaikan hidup oleh pejabat publik terpilih sebagaimana dijanjikan dalam kampanye.

Diskusi ditutup dengan sesi-tanya jawab dan sajian hidangan makanan Indonesia. Ditanyai komentar mengenai diskusi itu, seorang hadirin antusias menganggap diskusi seperti ini penting dilakukan lagi di waktu-waktu mendatang. (Red: Abdullah Alawi)

Tuesday 25 March 2014

ULAMA SURIAH MENCARI TAULADAN DARI ULAMA INDONESIA



Jakarta, NU Online
Pondok Pesantren Al-Kenaniyah Jakarta Timur menggelar peringatan setahun atau haul ulama besar asal Suriah, Syekh Said Ramadhan Al-Bhuti, yang meninggal dalam rentetan konflik berdarah di negaranya. Rekan Al-Buthi, Syekh Wahbah Zuhaili akan hadir di pesantren yang dipimpin KH Hambali Ilyas itu untuk memimpin doa dan memberikan taushiyah, Rabu (26/3) malam ini.

Acara haul akan dipusatkan di Masjid Jami’ Al-Ilyas, Komplek Pondok Pesantren Al-Kenaniyah Pulonangka Pulomas (Belakang Gedung Sumarecon), Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur. Kegiatan berlangsung usai shalat maghrib.

Kegiatan ini juga didukung oleh International Conference of Islamis Scholars (ICIS). Sekjen ICIS KH Hasyim Muzadi juga akan hadir menemani Syekh Wahbah Zuhaili.

Rabu (26/3) siang ini Syekh Wahbah sudah sampai di bandara internasional Soekarno Hatta, dan langsung meluncur ke Pondok Pesantren Al-Kenaniyah untuk mengikuti kegiatan haul Al-Buthi.

Panitia Haul, H Fathir Hambali mengatakan, Syekh Wahbah sudah sering singgah di pesantren Al-Kenaniyah. “Setelah acara, Syekh Wahbah akan berada di Al-Kenaniyah dan beristirahat 
full Kamis besok sebelum melanjutkan perjalanan,” katanya.
Putra KH Hambali Ilyas yang pernah enam tahun belajar di Suriah itu mengatakan, kegiatan haul kali ini dimaksudkan untuk berdoa dan memberikan penghormatan kepada para ulama di seluruh dunia yang telah berkorban jiwa dan raga, khususnya untuk Syekh Ramadhan Al-Buthi.

“Intinya kami ingin memberikan penghormatan kepada para ulama. Kami ingin mendapatkan teladan yang baik. Beliau-beliau telah mengorbankan jiwa dan raga untuk mewujudkan keadaan yang lebih baik,” katanya.

Al-Buthi adalah tokoh ulama Ahlussunnah wal Jama’ah yang gigih membela konsep-konsep Mazhab Empat dan aqidah Asy’ariyah, Maturidiyah, serta tasawuf Al-Ghazali. Sama seperti Syekh Wahbah Zuhaili, Al-Buthi masih aktif menulis walaupun usianya telah senja. Kitab-kitabnya menjadi rujukan umat Islam seluruh dunia. (
A. Khoirul Anam)

Wednesday 19 March 2014

INDONESIA LAHAN SUBUR PAHAM BARU





Muslimedianews.com ~ Tenyata Khilafah yang didengung-dengungkan sebagian kelompok umat Islam sudah tegak di Indonesia. Selama ini, kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bagian dari HT merupakan kelompok yang terlihat paling getol meneriakkan penegakan Khilafah dan mengangkat seorang Khalifah atau Amirul Mukminin. 

Akan tetapi, kelompok yang menginginkan berdirinya Khilafah tidak hanya HTI, melainkan ada berbagai kelompok lainnya, seperti Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Jama'ah Ansharut Tauhid (JAT), Khilafatul Muslimin dan lain sebagainya.

Dari kelompok-kelompok yang ada, kelompok Khilafatul Muslimin yang memiliki website resmi www.khilafatulmuslimin.com mengklaim telah menegakkan Khilafah sekaligus sebagai penerus Kekhilafahan.

Adapun Khalifahnya atau Amirul Mukmininnya adalah seorang bernama Abdul Qadir Hasan Baraja’ yang dinyatakan resmi diangkat pada 18 Juli 1997 melalui "Ma’lumat Khilafatul Muslimin". 

Tanpa perlu menunggu lebih lama lagi, sebaiknya orang-orang HTI segera mengambil bai'at terhadap Khalifah Abdul Qadir Hasan Baraja dari Khilafatul Muslimin. Demikian juga kelompok-kelompok lainnya yang memiliki tujuan sama dengan HTI. Agar nantinya mereka tidak termasuk orang yang mati dalam keadaan mati jahiliyah karena tidak mengambil bai'at pada Khalifah.

Kelompok Khilafatul Muslimin itu juga memiliki Masjid Kekhalifahan Islam yang beralamat di Jl. WR. Supratman Bumi Waras, Teluk Betung, Bandar Lampung – Indonesia. 

Bahkan baru-baru ini, 13 Maret 2014 M, sang Khalifah/ Amirul Mu’minin Abdul Qadir Hasan Baraja bersama seseorang bernama Zulkifli Rahman yang disebut sebagai Amir Daulah Khilafatul Muslimin di Sumbawa melakukan peresmian lokasi pembangungan Universitas Kekhalifahan Islam di Sumbawa yang katanya akan dijadikan pusat kegiatan pendidikan Khilafatul Muslimin seluruh dunia.

Dalam berita-berita yang dilansir dalam situs resmi Khilafatul Muslimin, terdapat beberapa berita menarik, diantaranya :
Mantan Imam Laskar FPI SUMATRA UTARA Telah Berbai’at http://khilafatulmuslimin.com/mantan-imam-laskar-fpi-sumatra-utara-telah-berbaiat/
sosialisasi Utusan Kholifah/Amirul Mu’minin “Abu Salma” Tentang Ke Khalifahan Islam di Medan http://khilafatulmuslimin.com/sosialisasi-utusan-kholifahamirul-muminin-abu-salma-tentang-ke-khalifahan-islam-di-medan/ 
PM OKP Pemuda Pancasila Kel Bagan Deli Belawan Medan Sumatera Utara telah Berbai’at http://khilafatulmuslimin.com/pm-okp-pemuda-pancasila-medan-belawan-telah-berbaiat/
Kelompok ini mengaku tidak memiliki hubungan dengan HTI, MMI maupun lainnya, kecuali kesamaan tujuan yaitu penegakan Khilafah. Meskipun demikian, pengikut HTI dan Khilafatul Muslimin tidak jarang saling serang sebab pengikut HTI tidak setuju dan tidak mengakui kekhilafahan milik Khilafatul Muslimin.

Menyaksikan berbagai fenomena semacam ini, maka benarlah bahwa Indonesia adalah lahan subur bagi tumbuh dan berkembangnya paham-paham baru, bahkan aliran sesat sekalipun. Oleh karena itu, siapapun pengembang aliran sesat pasti akan memiliki pengikut.

Para da'i / muballigh / ustadz / kyai harus lebih gencar mendakwahkan kebenaran hingga kepelosok-pelosok desa untuk membentengi umat Islam dari paham-paham yang tidak benar. Dan Semoga kita senantiasa berpegang teguh pada paham Aswaja / Ahlussunnah wal Jama'ah.

KETIKA BUYA HAMKA MEMBACA QUNUT SUBUH



Mengapa Buya Hamka Membaca Qunut Subuh

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Almarhum Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) dikenal sebagai ulama besar yang berwawasan luas dan memiliki pengetahuan tentang Islam secara mendalam.

Buya HAMKA pun dikenal berjiwa besar dan memiliki tingkat toleransi tinggi dalam menghadapi perbedaan pandangan diantara sesama ummat Islam dalam masalah-masalah "khilafiyyah" dan "furu'iyyah".

Salah satu pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Gontor, KH. Imam Zarkasyi, tidak akan pernah bosan bercerita tentang Buya HAMKA, tokoh Muhammadiyah yang juga Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) saat itu.

Bahkan, cerita itu selalu diulang-ulang KH. Imam Zarkasyi ketika para siswa dan guru berkumpul di Balai Pertemuan Ponpes Modern Gontor.

Dikisahkan, suatu pagi Buya HAMKA didaulat menjadi Imam shalat Subuh di sebuah masjid di sebuah kota yang jamaahnya adalah mayoritas warga Nahdlatul Ulama (NU).

Kisah ini tertulis dalam buku berjudul "Wisdom of Gontor" karya Tasirun Sulaiman, tepatnya pada halaman 47. Buku ini diterbitkan oleh "Penerbit Mizania" pada 2009.

"Para makmun dibuatnya kaget dan terkejut. Ada apa? Pada rakaat terakhir, Buya HAMKA dengan fasih dan lancar membaca qunut," tulis Tasirun Sulaiman dalam bukunya.

Para makmum shalat Subuh saat itu, lanjut Tasirun Sulaiman dalam bukunya, mungkin ada yang menduga top leader Muhammadiyah itu akan meluputkan qunut sebagaimana yang menjadi brand orang Muhammadiyah.

Dan ternyata? Terlalu sempit, papar Tasirun Sulaiman dalam bukunya, ketika orang harus hidup dengan dunia yang sudah dia ciptakan sendiri.

"Padahal Tuhan telah menciptakan dunia yang sangat luas, lebih indah dan mempesona ketimbang reka imajinasinya," simpul Tasirun Sulaiman dalam bukunya, halaman 47 - 48.

Selama ini, do'a bacaan qunut dikenal luas oleh publik di Indonesia sebagai ciri khas Nahdlatul U'lama (NU). Namun, hasil penelitian terbaru justru membuktikan Muhammadiyah pun pernah selama berpuluh-puluh tahun mengamalkan bacaan qunut Shubuh.

Kenyataan ini diungkapkan Mochammad Ali Shodiqin, penulis buku: "Muhammadiyah itu NU, Dokumen Fiqih yang Terlupakan," yang juga pemerhati perkembangan Islam di Nusantara. Buku ini diterbitkan Noura Books pada 2014.

Dalam buku itu, Ali menulis tentang pengertian qunut berdasarkan "Kitab Fiqih Muhammadiyah 1924" halaman 24 - 25, yang tertulis dalam buku karya Ali halaman 124 - 125.

"Dalam Kitab Fiqih Muhammadiyah 1924, halaman 24 - 25, qunut termasuk dalam "ab'adhus shalah," yaitu sunnah ab'adh dalam shalat dan bukan rukun, sehingga jika ditinggal shalatnya tidak batal," tulis Ali dalam buku karyanya itu.

Sunnah "Ab'adh" ada lima, lanjut Ali, yaitu, 1. Membaca tahiyat awal sesudah rakaat kedua shalat fardhu kecuali shubuh; 2. Duduknya tahiyat awal; 3. Membaca doa qunut pada I'tidal kedua shalat subuh, dan pada rakaat terakhir witir Ramadhan tanggal 16 ke atas.

4. Membaca shalawat sesudah tahiyat awal dan sesudah doa qunut; 5. Membaca "wa 'ala alihi" sesudah membaca shalawat pada tahiyat akhir.

Apabila lupa melakukan sunnah ab'adh itu, papar Ali dalam tulisannya, disunnahkan melakukan sujud sahwi dua kali sebelum salam, kecuali bagi makmum yang imamnya tidak sujud sahwi.

Sujud sahwi ini, ujar Ali dalam tulisannya, juga dilakukan karena ada keraguan atau lupa dalam melakukan shalat, semisal soal jumlah rakaat.




Jadi, pungkas Ali, menurut Kitab Fiqih Muhammadiyah 1924, yang ditegaskan kembali dengan Himpunan Putusan Tarjih (HPT) 1971, itu tidak mewajibkan qunut, hanya menyunahkannya sebab dulu Nabi pernah melakukannya.

Dengan demikian, simpul Ali dalam tulisannya, Kitab Fiqih Muhammadiyah 1924 dan HPT 1971 tidak menghapus sesuatu kebenaran yang Nabi sendiri tidak memerintahkan untuk menghapusnya. Jadi sejarah adanya qunut pun tidak terhapus.

JANGAN MEMBENCI ULAMA SEZAMAN








Thoreqat Qodiriah Naqsyabandiah adalah thoreqat yang mutabar antara ratusan thoreqat yang dianuti oleh umat islam di seluruh dunia. Thoreqat Qodiriah Naqsyabandiah adalah gabungan 2 thoreqat terbesar iaitu Thoreqat Qodiriah yang dibawa oleh Syeikh Abdul Qodir Jailani dan Thoreqat Naqsyabandiah yang dibawa oleh Syeikh Mohd Nuruddin Bahauddin An-Naqsyabandi.


Thoreqat-thoreqat tersebut telah digabungkan oleh Syeikh Ahmad Khatib As-Syambasi Ibn Abdul Gaffar, seorang Ulama Nusantara yang terkenal pada zamannya yang bermukim di Mekah dan menjadi Mursyid kepada Thoreqat Qodiriah di Mekah pada awal abad ke 13 hijrah jadilah Namanya Thoreqat Qidiriah wa Naqsyabandiah dan berkembang di negeri-negeri nusantara. Syeikh Thalhah kalisapu cerebon adalah salah seorang murid kepada Syeikh Ahmad Khatib As-Syambas dan dikenali sebagai tokoh thoreqat yang prominen dengan karamah beliau selain Syeikh Abdul Karim Banten dan Syeikh Khalil madura, semasa belajar di Mekah dan Syeikh Thalhah telah diangkat sebagai Mursyid dan mengembangkan ajaran daripada thoreqat anutannya di Cerebon, Jawa Barat Indonesia. Syeikh Abdullah Mubarak Bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) telah mengambil talqin Thoreqat Qodiriah Naqsyabandiah daripada Syeikh Thalhah dan menjadi murid beliau dan kemudian diangkat sebagai Mursyid Thoreqat Qodiriah Naqsyabandiah yang kemudiannya mengembangkan ajaran ini di Pondok Pesantren Suryalaya, Jawa Barat, Indonesia yang ada sekarang.
Syeikh Abdullah Mubarak
Pondok Pesantren Suryalaya telah didirikan oleh pengasasnya Syeikh Abdullah Mubarak Bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) pada tanggal 5 September 1905 masehi dengan restu Gurunya Syeikh Thalhah menjadikannya sebagai Pusat Pegembangan Thoreqat Qodiriah Naqsyabandiah di nusantara sehinggalah beliau wafat pada tahun 1956 dan disemayamkan di Kejambaran Rahmaniah Puncak Suryalaya. KH Ahmad Sohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom) adalah anak kepada Abah Sepuh dan penerus kepada pimpinan Pondok Pesantren Suryalaya juga berkapasiti sebagai Mursyid Thoreqat Qodiriah Naqsyabandiah satelah wafatnya Ayah beliau Abah Sepuh. Dan di bawah pimpinan Abah Anom, Pondok Pesantren Suryalaya telah berkembang maju merentasi seluruh pelusuk Jawa dan Indonesia saterusnya Malaysia (termasuk Sabah dan Sarawak), Singapura, Brunei bah ke seluruh dunia.
Dalam rangka pengembangan dan penyebarluasan ajaran Thoreqat Qodiriah Maqsyabandiah, Abah Anom sebagai Syeikh Mursyidnya melantik Wakil-Wakil Talqin yang berperanan sebagai wakil mursyid memberikan tunjuk ajar dan bimbingan amaliah kepada ikhwan-ikhwan yang mengambil dan mengamalkan ajaran thoreqat ini. Di Malaysia wakil-wakil talqin yang telah ditauliahkan oleh Syeikh Mursyid Abah Anom antaranya ialah Yabhg. Tun Haji Sakaran Dandai yang juga dalam kesepakatan para ikhwan telah melantik beliau sebagai Penasihat Agung TQN Pondok Pesantren Suryalaya di Malaysia, selain beliau Ym. Ustaz Haji Mohd Zuki As-Sujak bin Shafie di Kedah, Ym. Prof. Dr. Haji Abdul Manan Al-Marbawi Bin Haji Muhammad di Terengganu, Ym. Ustaz Haji Saifuddin Al-Hafiz Bin Haji Maulup di Negeri Sembilan, Ym. Ustaz Haji Mansor Salleh di Semporna, Sabah dan Ym. Ustaz Haji Abdul Manaf Bin Abidallah di Tawau, Sabah.
KHA Sohibulwafa Tajul Arifin
Inabah adalah dampak daripada karamahnya Syeikh Mursyid KHA Sohibulwafa Tajul Arifin (Abah Anom). Inabah ialah institusi rohani pusat rehibilitasi para korban penagihan zat-zat adiktif seperti dadah dan sejenisnya, melalui Institusi Inabah ini puluhun ribu remaja yang menjadi korban narkoba telah dipulihkan dalam ertikata lain Institusi Inabah telah berhasil dalam misinya ” memanusiakan manusia “ melalui kaedah sufi dengan pengamalan dzikirullah, dzikir jahar dan dzikir khofi sebagai ubat kepada kawalahan manusia menurut methode atau kaedah dari ajaran Thoreqat Qodiriah Naqsyabandiah. Di Malaysia terdapat 3 buah Inabah yang lebih dikenali sebagai Pondok Remaja inabah. Pondok Remaja Inabah Malaysia 1 di Jabal Suf, Kuala Nerang, Kedah dipimpin dan dikendalikan oleh Ym. Ustaz Haji Mohd Zuki As-Sujak Bin Shafie, Wakil Talqin TQN di Malaysia, Pondok Remaja Inabah Malaysia 2 di Kuala terengganu yang dikendalikan Ustaz Haji Osman Abdul Jalil (allahyarham) dan Pondok Remaja 3 Inabah Kamal Semporna yang dikendalikan oleh Yayasan Sabdi (Yayasan Tun Haji Sakaran Dandai) dan diawasi sepenuh masa oleh Ym. Ustaz Haji Ady Borhansyah Bin Mokhtar disamping bantuan Wakil-Wakil Talqin TQN di Malaysia dari semasa ke semasa.
Ustaz Hj Mohd Said al-attas
Thoreqat Qodiriah Naqsyabandiah mula dikenali dan diikuti di Daerah Semporna sejak awal tahun 1978, satelah kunjungan Yabhg. Tun Sakaran Dandai bersama Ustaz Haji Mohd Said Al-Attas (allahyarham) ke Suryalaya bersilaturahmi dan berguru dengan KHA Sohibulwafa Tajul Arifin dan setahun kemudiannya Ustaz Haji Mohd Said Al-Attas telah ditauliahkan sebagai Wakil Talqin bersama-sama Ustaz Haji Mohd Trang Isa dari Sarawak dan Ustaz Haji Osman Abdul Jalil (allahyarham) dari Terengganu. Ustaz Haji Mohd Said adalah seorang Guru Agama yang berasal dari Nilai Negeri Sembilan dan Guru Agama yang membuka Madrasah Islamiah pertama di Semporna pada tahun 1963 dengan ihsan Yabhg. Tun Sakaran Dandai ketika itu menjawat Ketua Daerah dan semenjak itu karib kepada Tun Sakaran. Dakwah Ustaz Tua sebagaimana masyarakat di Daerah Semporna mengenali beliau, tidak terhad di daerah Semporna bahkan sampai ke daerah-daerah lain di Negeri Sabah seperti Labuan, Kunak, Tawau. Sandakan dan Tambunan. Pada masa beliau menjadi Wakil Talqin sering berkunjung ke Inabah Kedah dan membantu Ustaz Haji Mohd Zuki sebelum beliau diangkat menjadi Wakil Talqin dan kesempatan ini telah memboleh Ustaz Haji Mohd Said berdakwah ke seluruh semenanjung Malaysia bahkan sampai ke daerah-daerah Wilayah Pattani di Negera Thailand.
Ikhwan TQN Semporna bergambar di Makam Abah Sepuh (Syeikh Abdullah Mubarak) di Puncak Suryalaya. Ketua Rombongan Haji Abdul Rahman Tun Sakaran (paling kiri). Datuk Hj Abdul Fattah (paling kanan)
sumber: ahmad b. haji anjau
NOTA MURSYID
Asas dan tujuan Thoriqah Qodiriah wa Naqsyabandiah
إِلَـهِيْ اَنْتَ مَقْصًودِيْ وَرِضَاكَ مَطْلًـوبِيْ اَعْـطِنِي مَحَبَّتـَكَ وَمَعْرِفَتَـكَ
maksud dari doa itu tadi:
” Ya Tuhanku hanya engkaulah yang ku maksud, dan keredhaanMu yang ku cari, berikan kepada ku kemampuan untuk mencintaiMu dan Maakrifat kepadaMu “.
Doa tersebut mengandungi 3 elemen:
1. Taqarrub terhadap Allah SWT:
ialah mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan ubudiyah, yang mana dalam hal ini dapat dikatakan tidak ada sesuatunya pun yang menjadi tirai penghalang antara abid dan ma bud , antara khaliq dan mahluk.
2. Menuju Jalan Mardhaatillah:
ialah menuju jalan yang diredhai Allah SWT baik dalam ubudiyah mahupu luar ubudiyah alhasil dalam segala gerak geri manusia, diwajibkan mengikuti dan mentaati perintah-perintah Tuhan dan menjauhi serta meninggalkan larangan-laranganNya.
3. Kemahabbahan dan Kemakrifatan terhadap Allah SWT:
artinya: Rasa cinta dengan terang makrifat terhadap Allah ” Dzat Laisaka mithlihi syai`un ” , yang mana dalam mahabbah itu terkandung keteguhan jiwa dan kejujuran hati. Kalau telah tumbuh mahabbah timbullah rupa-rupa hikmah, di antaranya membiasakan diri dengan selurus-lurusnya dalam hak dzohir bathin, dan dapat pula mewujudkan ” keadilan “, yakni dapat menetapkan sesuatu dalam haknya dengan sebenar-benarnya. Pancaran daripada mahabbah datang pula belas kasihan kepada sesama makhluk, diantaranya cinta pada nusa kesegala bangsa berserta agamanya.
Thoreqah Qodiriyah Naqsyabandiyah ini adalah salah satu jalan yang ditempuh buat membukakan diri agar tercapai arah tujuan yang tersebut di atas tadi.
- KHA Sohibulwafa Tajul Arifin.
TANBIH
Bismillaahir rahmaanir rahiim.
Tanbih ini dari Syeikhuna Almarhum Syeikh Abdullah Mubarak bin Nur Muhammad yang bersemayam di Patapan Suryalaya Kejembaran Rahmaniah.
Sabda beliau kepada khususnya segenap murid-murid pria mahupun wanita, tua mahupun muda,
“ Semoga ada dalam kebahagiaan, dikurniai Allah Subhanahu Wa Ta`ala kebahagiaan yang kekal dan abadi dan semoga tak akan timbul keretakan dalam lingkungan kita sekalian.
Pun pula semoga Pimpinan Negara bertembah kemuliaan dan keagungannya supaya dapat melindungi dan membimbing seluruh rakyat dalam keadaan aman, adil dan makmur dzohir mahupun bathin.
Pun kami tempat orang bertanya tentang THORIQAT QODIRIAH NAQSYABANDIAH, mengatur dengan tulus ikhlas Wasiat kepada segenap murid-murid :
Berhati-hatilah dalam segala hal, jangan sampai berbuat yang bertentangan dengan Peraturan AGAMA mahupun NEGARA.
Taatilah kedua-duanya tadi sepantasnya demikianlah sikap manusia yang beriman, tegasnya dapat mewujudkan kerelaan terhadap hadirat Ilahi Rabbi yang membuktikan perintah dalam AGAMA mahupun NEGARA.
Insafilah hai murid-murid sekalian, janganlah terpaut oleh bujukan nafsu, terpengaruh oleh godaan Syaitan, waspadalah akan jalan penyelewengan terhadap perintah Agama mahupun Negara, agar dapat meneliti diri, kalau-kalau tertarik oleh bisikan Iblis yang selalu menyelinap dalam hati sanubari kita semua.
Lebih baik buktikanlah kebajikan yang timbul dari kesucian:
i. Terhadap orang-orang yang lebih tinggi daripada kita, baik dzohir mahupun bathin, harus kita hormati, begitulah seharusnya hidup rukun, saling harga menghargai.
ii. Terhadap sesama sederajat dengan kita dalam segala-galanya, jangan dampai terjadi persengketaan, sebaliknya harus bersikap rendah hati, bergotong royong dalam melaksanakan perintah Agama mahupun Negara, jangan sampai terjadi perselisihan dan persengketaan, kalau-kalau kita terkena firmanNya ” adzabun Alim “, yang bererti duka nestapa untuk selama-lamanya dari Dunia sampai Akhirat (Badan payah hati susah).
iii. Terhadap orang-orang yang keadaannya di bawah kita, janganlah hendak menghinanya atau berbuat tidak senonoh, bersikap angkuh. Sebaliknya harus belas kasihan dengan kesedaran, agar mereka merasa senang dan gembira hatinya, jangan sampai merasa takut dan liar, bagaikan tersayat hatinya. Sebaliknya harus dituntun dibimbing dengan nasihat yang lemah lembut yang akan memberikan keinsafan dalam menginjak jalan kebajikan.
iv. Terhadap fakir miskin, harus kasih sayang, ramah tamah serta bermanis budi, bersikap murah tangan menceminkan bahawa hati kita sedar. Cuba rasakan diri kita peribadi, betapa pedihnya jika dalam keadaan kekurangan, oleh kerana itu janganlah acuh tak acuh, hanya diri sendiri yang senang, kerana mereka jadi fakir miskin itu bukanlah kehendak sendiri, namun itulah kudrat Tuhan.
Demikianlah sesungguhnya sikap manusia yang penuh kesedaran, meskipun terhadap orang-orang asing kerana mereka itu masih keturunan Nabi Adam a.s. , mengingat ayat 70 surah al-isra yang artinya :
” Sangat kami muliakan keturunan Adam dan Kami sebarkan segala yang berada di darat dan di lautan, juga kami mengutamakan mereka lebih utama dari makhluk lainnya “
Kesimpulan dari ayat ini, bahawa kita sekalian seharusnya saling harga menghargai, jangan timbul kekecewaan, mengingat surah al-maidah yang ertinya :
” Hendaklah tolong menolong dengan sesama dalam melaksanakan kebajikan dan ketaqwaan dengan sungguh-sungguh terhadap Agama mahupun Negara, sebaliknya janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan terhadap perintah Agama mahupun Negara “.
Adapun soal keagamaan, itu terserah agamanya masing-masing, mengingat Surah al-Kafirun ayat 6 : “ Agamamu untuk kamu, Agamaku untuk Aku “. maksudnya janganlah terjadi perselisihan, wajiblah kita hidup rukun dan damai, saling harga menghargai, tetapi janganlah sekali-kali ikut campur.
Cubalah renungkan pepatah leluhur kita : Hendaklah kita bersikap budiman, tertib dan damai, andaikan tidak demikian, pasti : ” Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna “ kerana yang menyebabkan penderitaan diri peribadi itu adalah akibat dari amal perbuatan diri sendiri.
Dalam Surah an-Nahli ayat 112 diterangkan bahawa : ” Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan beberapa contoh, yakni tempat mahupun kampung, desa mahupun negara yang dahulunya aman tenteram (gemah rimpah loh jinawi), namun penduduknya/penghuninya mengengkari nikmat-nikmat Allah, maka lalu berkecamuklah bencana kelaparan, penderitaan dan ketakutan yang disebabkan sikap dan perbuatan mereka sendiri “.
Oleh kerana demikian, hendaklah segenap murid-murud bertindak teliti dalam segala jalan yang ditempuh, guna kebaikan dzohir-bathin, dunia mahupun akhirat, supaya hati tenteram, jasad nyaman, jangan sekali-kali timbul persengketaan, tidak lain tujuannya ” Budi Utama_Jasmani Sempurna “ (Cageur-baguer).
Tiada lain amalan kita, Thoriqat Qodiriah Naqsyabandiah, amalkan sebaik-baiknya guna mencapai segala kebajikan, menjauhi segala kejahatan dzohir-bathin yang bertalian dengan jasmani mahupun rohani yang selalu diselimuti bujukan nafsu, digoda oleh perdaya Syaitan.
Wasiat ini harus dilaksanakan dengan saksama oleh segenap murid-murid agar supaya mencapai keselamatan Dunia dan Akhirat.
Amin.
Patapan Suryalaya, 13 Februari 1956,
Wasiat ini disampaikan kepada sekalian Ikhwan.
( KHA Sohibul wafa Tajul Arifin )
UNTAIAN MUTIARA :
Jangan benci kepada Ulama yang sezaman.
Jangan menyalahkan kepada pengajaran orang lain.
Jangan memeriksa murid orang lain.
Jangan berubah sikap meskipun disakiti orang.
Harus menyayangi orang yang membenci kepadamu.

Wasalam