KADAR IMAN SESEORANG TERGANTUNG KADAR CINTANYA PADA NABI SAW. KADAR CINTA PADA BANGSA TERGANTUNG KADAR CINTANYA PADA TANAH AIR

Dikunjungi

Sunday 17 May 2015

KOTBAH JUMAT No.2 HABIB ALI KWITANG: HASIL PELAJARAN TAUHID




HASIL PELAJARAN TAUHID


Saudara-saudara kaum muslimin.
Dari keterangan Agama, nyatalah bahwa Rosul-rosul Allah yang diutus kepada manusia, adalah untuk memperbaiki atau menyempurnakan kedudukan manusia. Agar kita hidup benar-benar seperti manusia, jangan sampai kita hidup seperti hewan atau seperti syeithan, atau jangan seperti batu atau seperti alat-alat perkakas seperti benda mati.
Maka, untuk sampai kepada tujuan tersebut, kita harus memperbaiki masalah tauhid atau keyakianan kita kepada Allah Swt. Karena tauhid merupakan pokok atau pondasi keimanan yang paling penting atau pondasi Agama yang paling utama.
Dengan kokohnya dan bersihnya tauhid kita kepada Allah Swt. Maka manusia tidak akan menyembah mahluk, atau meminta kepada benda-benda yang tidak dapat menolak bahaya. Ia tidak akan menundukkan jiwanya, tidak akan menyerahkan dirinya dan tidak akan menyembah dengan seluruh jasmani dan rohaninya, melainkan hanya kepada Allah Swt saja. Dan yang selain Allah swt dianggapnya seperti dirinya juga, menjadi mahluk Allah dan sama-sama bergantung kepada Allah yang Maha Kuasa. Bukti rosul-rosul Allah itu membawa tauhid, telah diterangkan dalam Al-Quran : Surat Al-Anbiya : 25

Artinya : “Dan tidaklah kami utus rosul-rosul sebelum kamu, melainkan kami wahyukan kepadanya bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, Sebab itu hendaklah kamu menyembah ku”.

Pertanyaanya..? Apakah hasilnya jika umat sudah bertauhid kepada Allah Swt? Dan sudah benar-benar meng Esakan Tuhan? Maka, hasilnya adalah segala Undang-undang atau peraturan yang telah Allah turunkan dengan nama agama itu, pastilah akan sangat dijunjung tinggi dan akan dilaksanakan dengan taat, patuh dan setia dengan keyakinan yang kuat dan kepercayaan yang bulat, bahwa Agama Allah itu akan membawa kebaikan untuk dirinya dan kemaslahatan untuk umum. Dan jika kita telah melaksanakan aturan atau hukum Allah dan melaksanakan yang diperintahkan dalam Agama, maka kita sudah berada pada jalan yang lurus dalam pimpinan Allah Swt. Yang akan mengantarkan kita pada akhir kesudahan yang sebaik-baiknya. Berarti juga bahwa kita telah berpegang teguh pada tali Agama yang kuat, yang tidak akan putus sampai menghadap Allah Swt di akhir hayat nanti. Sebagaimana yang Allah terangkan dalam Al-Quran : Surat Luqman ayat 22.


Artinya : “Dan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah. Serta ia berbuat baik, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada tali yang kuat dan kepada Allah berakhir semua perkara”

Saudara-saudara kaum muslimin.
Sebagai tolak ukur untuk mengetahui, apakah benar atau tidaknya tauhid seseorang kepada Allah itu, dapat dilihat dari kepatuhan dan ketaatannya dalam menjalankan perintah-perintah Agama yang dianjurkan pada dirinya, atau menjauhkan segala larangan Agama yang telah dicegah pada dirinya. Serta ia tidah menolak hukum-hukum Allah dan rosulnya yang telah dijatuhkan pada dirinya. Bahkan ia tidak akan memilih hukum lain selama hukum Allah dan Rosulnya masih ada dan mampu dijalankan. Maka orang yang menyimpang dari hukum Allah dan Rosulnya dianggap oleh Agama telah tersesat jalan. Firman Allah dalam Al-Quran Surat Al Ahzab : 36


Artinya : “Tidaklah berhak bagi orang-orang mumin laki-laki dan perempuan, apabila Allah dan Rosulnya memutuskan suatu hukum, mereka memilih kemauannya sendir. Dan barangsiapa durhaka, yakni tidak mau tunduk dengan hukum Allah dan Rosulnya, maka sesungguhnya ia telah tersesat dengan satu kesesatan yang nyata.”

Jadi, tanda-tanda orang yang bertauhid kepada Allah SWT ialah orang yang yang menyerahkan diri kepada-Nya dan taat menjalankan perintah Agamanya. Dan menjalankan perintah Agama itu ialah mengerjakan kebaikan-kebaikan yang dianjurkan oleh Agama dan meninggalkan segala larangannya.

Maka hasil dari pendidikan Tauhid itu ialah :
Pertama, mengutamakan perintah Agama dari segala perintah yang lain. Mengalahkan perasaan yang seringkali menghalangi seseorang untuk mengerjakan perintah Agama, seperti tskut akan rugi, membuang-buang waktu, takut hartanya berkurang, takut mengorbankan harta dan jiwa.

Kedua, menjauhkan sejauh-jauhnya segala larangan Agama lebih dari segala larangan, dengan mengalahkan kehendak hawa nafsu yang seringkali mengajak manusia melanggar larangan Agama. Seperti, ingin mendapat untung dengan menipu, nafsu ingin cepat kaya dengan berjudi, nafsu malas bekerja dengan mencuri, nafsu ingin terkenal dengan memfitnah dan nafsu jahat lainnya.

Ketiga, Menjunjung tinggi hukum Agama lebih dari segala hukum lainnya, dengan mengalahkan pilihan kemauan sendiri, seperti memilih hukum lain agar dalam suatu perkara mendapat kemenangan atau memuaskan nafsu untuk mengalahkan lawan. Maka tidaklah sempurna tauhid seseorang kalau yang tersebuta tadi belum ia laksanakan dengan sebenar-benarnya.  Dan hasil dari didikan tauhid itu Allah akan berikan kepada kita hasil yang baik untuk keselamatan dunia dan akherat. Amin allahumma amin.


Kotbah ke II :

Isi kotbah ke dua bisa mengambil dari kotbah habib Ali Kwitang pada kotbah No.1 yang berjudul Perlunya Keikhlasan. Atau bisa menggunakan kotbah berbahasa arab yang sering digunakan oleh Para Habaib atau kyai NU. 

Perhatian dari saya (penulis blog ini) : Harap jangan mengambil isi kotbah atau bacaan kotbah dari kelompok Salafi Wahabi. Karena selain tidak barokah, juga isinya penuh rekayasa mengadu domba umay Islam.

No comments: