Subang, NU Online
Para anggota Muslimat NU pada khususnya dan seluruh perempuan pada umumnya diminta berhati-hati ketika diajak mengikuti sebuah pengajian baru, sebab ada beberapa ibu-ibu yang merasa dijebak dengan pengajian baru itu.
Hal ini diungkapkan Siti Bilqis Rochmi, salah seorang Pengurus Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Kecamatan Pasar Kemis, Tangerang, Banten, kepada NU Onlinemelalui pesan singkat. Senin (9/2)
Bilqis menegaskan, walaupun secara sekilas namanya memiliki kesamaan, namun ternyata ada perbedaan yang mendasar antara "Muslimat" dan "Muslimah".
"Beda ya antara Muslimat dan Muslimah, kalau Muslimat itu ibu-ibu NU, kalau Muslimah milik HTI (Hizbut Tahrir Indonesia)," ujar Mahasiswa Pascasarjana STAINU Jakarta itu.
Untuk merekrut ibu-ibu Muslimat NU, lanjut Bilqis, mereka (Muslimah HTI) ikut mengaji di mushola-mushola dan pengajian ibu-ibu NU, kemudian ketika sudah mulai akrab, jamaah pengajian diundang untuk melakukan kunjungan balasan dengan ikut mengaji ke rumah atau pengajian muslimah HTI.
Menurut Bilqis, masih banyak ibu-ibu NU yang tidak mengetahui tentang Muslimah, sehingga dia menyampaikan kepada pengurus Muslimat untuk tidak mengikuti pengajian muslimah, karena di sana pasti akan diajak untuk masuk HTI.
Seperti diketahui, HTI adalah organisasi transnasional yang ingin mengubah dasar, bentuk dan sistem kenegaran Republik Indonesia dengan mendirikan khilafah islamiyah di Indonesia. (Aiz Luthfi/Mahbib)
No comments:
Post a Comment