REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai Mesir bisa belajar dari Indonesia terkait penyelesaian konflik setelah jatuhnya pemerintahan.
Menurut dia, Indonesia pernah mengalami hal serupa yang saat ini dialami Mesir. Bedanya, Indonesia bisa keluar cukup cepat dari potensi konflik kekerasan yang berkelanjutan.
"Indonesia punya pengalaman yang kurang lebih sama ketika Indonesia, ketika negara kita diguncang pengalaman yang sama tahun 98-99. Tapi, Alhamdulillah dengan izin allah situasi itu tidak terjadi lebih buruk lagi," katanya saat memberikan pernyataan resmi di Istana Negara, Kamis (15/8) sore.
SBY mengatakan kunci kesuksesan Indonesia keluar dari konflik berkepanjangan tak lain militer Indonesia mendukung reformasi dan demokratisasi.
Sementara pemimpin politik indonesia waktu itu tidak meninggalkan militer, bahkan mengajak militer untuk ikut serta dalam proses reformasi. Militer pun, lanjutnya, bertindak secara profesional untuk melaksanakan perubahan.
"Boleh dikatakan bagaimanapun terjadi kolaborasi, sinergi dan kebersamaan dulu antara pemimpin-pemimpin sipil dan pemimpin-pemimpin politik dengan kaum militer di Indonesia yang telah melaksanakan reformasi. Barangkali pengalaman di masa-masa indonesia yang sulit itu boleh juga kalau dijadikan pelajaran," papar SBY.
Sementara terkait WNI yang ada di Mesir, SBY mengaku terus berkomunikasi dengan duta besar yang berada di Kairo. Ia telah berpesan agar para mahasiswa dan WNI yang ada di sana dijaga dan diberikan peringatan untuk menjauhi tempat-tempat berbahaya dan tidak ikut campur dalam urusan negara lain.
"Jauhi tempat-tempat yang berbahaya dan tidak boleh berpihak karena ini urusan mesir dan agar mereka dapat menjaga keselamatannya," pesan SBY.
Reporter : Esthi Maharani
Redaktur : Citra Listya Rini
No comments:
Post a Comment