KADAR IMAN SESEORANG TERGANTUNG KADAR CINTANYA PADA NABI SAW. KADAR CINTA PADA BANGSA TERGANTUNG KADAR CINTANYA PADA TANAH AIR

Dikunjungi

Tuesday, 13 October 2015

TIPUAN GAYA BARU SALAFI WAHABI



Untuk kesekian kalinya Suara Hidayatullah berbohong kepada publik dalam pemberitaannya, beginilah sejatinya media-media takfiri dan intoleran selalu dalam setiap kesempatan melakukan pemutar-balikan fakta, melakukan fitnah dan adu-domba secara sitematis agar tidak pernah tercipta suasana Ukhuwah antara Sunnah dan Syi'ah.
Rabu 25 Februari 2015 berita ini ditulis dengan judul NU dan Wahabi bersatu jaga Persatuan Ahlussunnah, jelas ini sebuah bentuk penyesatan opini yang coba dilakukan oleh suara hidayatullah agar kaum awam melihatnya sebagai bagian dari kebijakan resmi Ormas Islam NU yang bergandengan tangan dengan Wahabi.
Nu secara institusi tidak pernah melakukan kerjasama secara resmi dengan firqoh-firqoh Wahabi dalam memerangi dan memusuhi Islam Syiíah.
Wahabi mencari simpatik dengan menjadikan Syiíah sebagai musuh bersama. Trik-trik licik khas dinasti bani Umayah dalam melakukan indoktrinisasi kepada masyarakat awam dengan berbagai fitnahan keji.
Syi’ah dipersepsikan sebagai sebuah kekuatan yang memiliki agenda politik dan mengancam NKRI sementara Wahabi sudah punya rekam jejak dalam melakukan berbagai kerusakan di negeri ini.
Serangkaian peledakan bom semua dilakukan oleh ekstremis Wahabi Salafy. Veteran-veteran perang Afghan, Moro, Suriah dan Iraq semua dilakukan oleh pengikut faham radikal Wahabi Salafy.
Islam Syi’ah tegas dalam pernyataannya mendukung NKRI dan Ideologi Pancasila sebagai bagian yang tak terpisahkan dari cita-cita luhur para pendiri Republik ini. Karena Pancasilalah Indonesia eksis dengan Kebhinekaan dan toleransi sebagai bagian dari ciri khas negara ini.
Sementara Wahabi Salafy dengan semua firqoh-firqohnya mereka anti Pancasila dan selalu berkeinginan memaksakan pendapatnya agar Indonesia menjadi negeri berdasarkan satu Agama dengan Hukum Syari’at Wahabi Salafy. (red.Satu Islam)
Masalah Takfiri sudah terlalu parah di mana tidak bisa diatasi hanya melalui solusi militer. Masalah ini harus terlebih dahulu ditangani pada tingkat intelektual, ilmiah dan budaya. Islam, bangsa dan masyarakat sedang terancam oleh pemikiran Takfiri. Kita harus mengatasi akar masalah, bukan menangani dampaknya. (Sayid Hasan Nasrallah)
Ekstremis Takfiri adalah musuh Agama dan Kemanusiaan.Perlunya persatuan antara Syiah dan Sunni untuk melawan ancaman yang berasal dari militan Takfiri.             Sumber satuislam.wordpress.com
Inilah Judul dan isi tulisan yang Menipu :                                                                                                                     NU dan Wahabi Bersatu Jaga Persatuan Ahlus Sunnah
Rabu, 25 Februari 2015  23:00 WIB                                                                                                               Hidayatullah.com Peristiwa penyerangan jamaah Majelis Az-Zikra dinimai banyak menuai hikmah. Diantaranya adalah bersatunya ormas Islam dan kekuatan Muslim Ahlus Sunnah Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan oleh Habib Achmad Zein Alkaf dari di Yayasan Albayyinat Indonesia saat membuka pengantar kunjunganya memimpin rombongan Delegasi Ulama Nusantaraí mengunjungi kediaman Pimpinan Majelis Az-Zikra, Ustad Arifin Ilham Sentul Bogor, Jawa Barat, Rabu (25/02/2015) pagi. [Baca: Delegasi Ulama Nusantara Kunjungi Arifin Ilham Dukung Upaya Hadapi Syiah]
Di antaranya ulama yang hadir seperti Ustad Muhammad Said Abdussomad (Makasar), KH Ahmad Tijani (Madura), Habib Ahmad Bin Zein Al Kaff (Jawa Timur), Farid Ahmad Okbah (Direktur Islamic Center Al-Islam) dan masih banyak perwakilan ormas lain.
Mengawali pembicaraan, Habib Achmad Zein Alkaf yang juga anggota Aíwan Syuriah PWNU Jawa Timur ini mewakili para ulama menyampaikan dukungan atas segala upaya dakwah yang telah dilakukan Pimpinan Majelis Az-Zikra Ustad Arifin Ilham.
Menurutnya, peristiwa penyerangan pendukung Syiah di Az-Zikra memiliki hikmah, diantaranya bersatunya sesama Ahlus Sunnah.
Para ulama yang dulu awalnya pasif sekarang mulai sadar dan makin tahu apa itu bahaya Syiah,î ujarnya mengawali pembicaraan.
Sebelum ini, Selasa malam dalam sebuah pertemuan tertutup dengan tokoh-tokoh umat seluruh Indonesia, ia telah menjelaskan perlunya menjaga ukhuwah di kalangan Ahlus Sunnah.
Sementara itu, usai mendengar pengantar Habib Achmad Zein, Arifin Ilham juga menjelaskan perlunya menggalang kekuatan umat Islam, khususnya sesama Ahlus Sunnah.
Peristiwa ini membuat kami semua menjadi bersama. Kami semakin siap untuk menggalang kekuatan umat menghadapi segala persoalan yang akan terjadi kemudian, ujar Arifin Ilham.
Sementara itu, Farid Ahmad Okbah juga ikut menyampaikan pernyataan sama.
Acara ini sekaligus sebagai ekspresi kebersamaan untuk persatuan Ahlus Sunnah di Indonesia dalam rangka menghadang kekuatan batil yang telah nampak di depan mata kita.
Sekaligus menghimbau kepada aparat agar menjaga ketenangan umat Islam Ahlus Sunnah di Indonesia ini agar tidak menjadi korban Syiah sebagaimana di negara-negara lain. Dan kita tidak berharap itu terjadi di Indonesia, tambah Farid lagi.
Menurut Farid, persatuan umat Islam Ahlus Sunnah adalah suatu keharusan. Karena sesungguhnya iman itu melahirkan ukhuwah.
Apalabila ukhuwah tidak dibangun di atas keimanan maka terjadi kerapuhan, dan keimanan yang tak melahirkan ukhuwah adalah sebuah kelemahan karena antara keimanan dan ukhuwah itu satu bagian. Inammal Mukminuna Ikhwah fa aslihu baina akhwaikum (Sesungguhnya mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah orang-orang yang berselisih diantaramu), ujar Farid mengutip Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 10.
Menanggapi komentar pertemuan ini, beberapa wartawan di belakang ikut berbisik.                   Alhamdulillah, akhirnya NU dan Wahabi bersatu,  ujar seorang wartawan media online.
Rep: Panji Islam, Editor: Cholis Akbar

Catatan :
Yang lucu, di tempat saya di Masjid Al Muqorrobin Rawalumbu Bekasi, kelompok Salafi Wahabi satu persatu menggunakan Peci Hitam padahal sebelumnya mereka sangat bangga memakai gamis, celana cingkrang pakai topi kupluk putih, mirip Arab. Dari  bahasa tubuh, rupanya mereka sedang mencuri perhatian, belagak mencari simpati pada lingkungan saya yang 99% warga Nahdiyin yang tentunya berciri Peci Hitam. Namun tingkah polah dan akal bulus mereka sudah di ketahui warga di lingkungan saya. 
M. Supriyanto

No comments: