Muslimedianews.com, Jakarta ~ Umat Islam, khususnya Ahlussunnah wal Jama'ah perlu waspada dan berhati-hati membeli buku-buku keislaman di pasar, toko, mall dan sebagainya. Sebab ada sekitar 2 juta buku saku bernuansa Islam yang bukan Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja). Hal ini di ungkap oleh Mustasyar PBNU KH Nasaruddin Umar.
Ia mengingatkan semua jajaran pengurus NU di tingkat manapun untuk segera mencetak sebanyak mungkin buku saku ke-NUan. Karena, semua karya ke-NUan itu bisa digunakan untuk mengimbangi hampir 3 juta judul buku saku Islam bermuatan non-NU di pasar.
“Hampir 3 juta judul buku baik karya berbahasa Indonesia maupun karya terjemahan. Semua dikuasai dan dimonopoli oleh pemikiran garis keras,” kata Kiai Nasaruddin dalam rapat gabungan jajaran Rais Syuriyah dan Mustasyar PBNU di gedung PBNU jalan Kramat Raya nomor 164, Jakarta Pusat, Rabu (16/4/2014) sore.
Mereka memiliki dana sangat besar untuk itu, kata Kiai Nasaruddin. “Saya prihatin ketika menyortir sejumlah kardus buku keislaman itu yang ditulis oleh penulis berideologi non-NU,” terang Kiai Nasar, mendapat data itu dari penelitiannya sebagai pelindung pameran buku nasional setiap tahun.
“Kita tidak antiwahabi atau Syiah secara eksklusif. Artinya kita tetap melindungi minoritas sebagaimana semangat NU. Tetapi kita harus melakukan gerakan khusus untuk memproteksi warga kita yang mayoritas dari gencarnya arus penyebaran paham non-NU itu,” tambah Kiai Nasar.
Ia mengimbau pengurus NU untuk menggali kekuatan pesantren untuk membanjiri media-media baik lokal maupun nasional dengan pemikiran ke-NUan. “Ini penting agar warga kita yang mayoritas tidak dipengaruhi pandangan garis keras yang minoritas,” tandas Kiai Nasar yang lebih dikenal sebagai pejabat Depag ketimbang pengurus NU. (Alhafiz K)
Ia mengingatkan semua jajaran pengurus NU di tingkat manapun untuk segera mencetak sebanyak mungkin buku saku ke-NUan. Karena, semua karya ke-NUan itu bisa digunakan untuk mengimbangi hampir 3 juta judul buku saku Islam bermuatan non-NU di pasar.
“Hampir 3 juta judul buku baik karya berbahasa Indonesia maupun karya terjemahan. Semua dikuasai dan dimonopoli oleh pemikiran garis keras,” kata Kiai Nasaruddin dalam rapat gabungan jajaran Rais Syuriyah dan Mustasyar PBNU di gedung PBNU jalan Kramat Raya nomor 164, Jakarta Pusat, Rabu (16/4/2014) sore.
Mereka memiliki dana sangat besar untuk itu, kata Kiai Nasaruddin. “Saya prihatin ketika menyortir sejumlah kardus buku keislaman itu yang ditulis oleh penulis berideologi non-NU,” terang Kiai Nasar, mendapat data itu dari penelitiannya sebagai pelindung pameran buku nasional setiap tahun.
“Kita tidak antiwahabi atau Syiah secara eksklusif. Artinya kita tetap melindungi minoritas sebagaimana semangat NU. Tetapi kita harus melakukan gerakan khusus untuk memproteksi warga kita yang mayoritas dari gencarnya arus penyebaran paham non-NU itu,” tambah Kiai Nasar.
Ia mengimbau pengurus NU untuk menggali kekuatan pesantren untuk membanjiri media-media baik lokal maupun nasional dengan pemikiran ke-NUan. “Ini penting agar warga kita yang mayoritas tidak dipengaruhi pandangan garis keras yang minoritas,” tandas Kiai Nasar yang lebih dikenal sebagai pejabat Depag ketimbang pengurus NU. (Alhafiz K)
Sumber : nu.or.id
Kunjungi www.facebook.com/muslimedianews Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2014/04/astaghfirullah-3-juta-judul-buku-saku.html#ixzz2zlKMM4gN
No comments:
Post a Comment